Emas atau logam mulia adalah salah satu investasi yang banyak dikenal dan digemari. Biasanya, emas digunakan sebagai alternatif untuk melindungi nilai ketika tingkat inflasi tinggi, adanya resesi mata uang, dan faktor-faktor lain yang membuat ketidakstabilan ekonomi. Harga emas dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah mata uang AS (USD). Oleh karena itu, jika trader memutuskan untuk berinvestasi emas, maka trader harus memahami bagaimana hubungan antara USD dan harga emas. Walaupun USD juga dapat digunakan sebagai alat untuk melindungi nilai, hubungannya dengan emas justru terbalik. Jika harga emas turun, investor akan beralih ke uang tunai (USD) dan sebaliknya.
Definisi Indeks Dolar AS (USD) dan Harga Emas
Indeks Dolar AS (USDX atau DXY) adalah indeks yang merefleksikan dan mengukur nilai serta kekuatan USD terhadap beberapa mata uang mayor lainnya seperti Euro, Yen, dan Pound Sterling. Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan pelaku pasar lain terus memantau indeks ini. Apabila indeks USD menguat, maka mata uang AS cenderung lebih kuat dibandingkan mata uang lainnya.
Perlu diketahui bahwa harga emas dunia diperdagangkan dalam USD. Jika indeks USD melemah, harga emas diperkirakan akan meningkat, dan sebaliknya jika indeks USD menguat, maka harga emas akan turun.
Hubungan Indeks Dolar AS (USD) dan Harga Emas
Hubungan antara USD dan harga emas bisa negatif atau positif. Ada beberapa situasi yang menunjukkan hubungan tersebut. Hubungan negatif antara USD dan harga emas dapat terjadi karena hubungan sejak diberlakukannya standar emas pada tahun 1900 hingga dilepaskannya hubungan tersebut pada tahun 1971. Sejak saat itu, nilai kedua aset tersebut diukur berdasarkan permintaan dan penawaran. Meskipun standar emas sudah tidak digunakan lagi, hubungan terbalik antara USD dan emas masih terjadi hingga saat ini. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologi terhadap harga emas setiap kali nilai tukar USD melemah.
Sementara itu, hubungan positif antara USD dan harga emas bisa terjadi saat adanya tingkat inflasi tinggi, faktor-faktor yang membuat ketidakstabilan ekonomi juga dapat mempengaruhi mata uang dan inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum dan berkelanjutan. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan daya beli masyarakat turun dan mengurangi tingkat kepercayaan pada pemerintah dan bank sentral. Ini juga dapat memperlemah mata uang negara dan membuat impor lebih mahal, yang dapat membebani ekonomi.
Hubungannya bisa positif, karena disebabkan oleh banyak investor yang melihat emas sebagai aset safe haven dalam situasi ekonomi yang tidak stabil dan inflasi tinggi. Mereka berpikir bahwa harga emas akan tetap stabil atau bahkan naik saat situasi ekonomi tidak stabil, sehingga menjadi pilihan yang aman untuk menyimpan uang mereka. Namun, hubungan antara USD dan harga emas juga kembali negatif. Saat ekonomi stabil dan tingkat inflasi rendah, investor lebih cenderung untuk menempatkan uang mereka dalam investasi lain yang memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi, seperti saham atau obligasi. Ini bisa menyebabkan harga emas turun dan mengurangi permintaan untuk USD.
Secara umum, hubungan antara USD dan harga emas sangat bergantung pada situasi ekonomi dan kebijakan moneter. Saat situasi ekonomi stabil dan tingkat inflasi rendah, hubungan antara kedua aset ini bisa negatif, sedangkan saat situasi ekonomi tidak stabil dan tingkat inflasi tinggi, hubungan antara USD dan harga emas bisa positif. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memantau situasi ekonomi dan kebijakan moneter untuk memahami bagaimana hubungan antara USD dan harga emas berkembang.